Politik…Banyak orang yang sangat membenci satu kata ini. Seolah telah tergambar makna yang busuk, jahat, kotor, bejat dan beragam konotasi negatif lainnya. Belum selesai masalah koalisi dan hak angket yang mewarnai perpolitikan negeri ini. Sekarang giliran tercoreng nya PKS sebagai partai dakwah. Konflik internal yang sangat marak di berbagai media. Partai yang selama ini dengan citra dan kinerja yang baik dengan basis massa yang kuat, akhir-akhir ini mendapat ujian yang bertubi-tubi baik eksternal maupun internal. Bagaimana tidak, orang awam semakin bingung harus memilih yang benar itu seperti apa?? Politik yang bersih itu bagaimana? Ada ngga?
Saya memang bukan pakarnya, sekolah jurusan politik juga ngga, hanya memperoleh sedikit pengetahuan dengan memunguti ilmu-ilmuNya yang tercecer di seluruh permukaan bumi ini. Ngga ingin jadi politisi juga. Hanya mencoba berani berpendapat karena ingin memanfaatkan fasilitas kebebasan berpendapat di negeri ini. =) ^.^v
Sebelumnya, saya pribadi sungguh sangat prihatin dengan kejadian ini. Semoga ini ujian Allah yang menguji keistiqomahan para Qiyadah disana. Saya percaya, bapak-bapak adalah orang-orang yang luar biasa, para qiyadah, para ustadz dan pendahulu dakwah yang telah menempuh perjalanan panjang proses tarbiyah. Orang-orang yang berjuang meneruskan risalah rasulullah.
Banyak yang bingung dan heran…koq bisa??? Saling menuding, menggemborkan berita masalah-masalah pribadi lainnya. Ahh..sungguh diluar dugaan. Yaa..itulah manusia. Kapanpun bisa berubah. Mungkin saja itu sebuah kekhilafan atau mungkin saja orientasinya sudah bergeser bukan lagi untuk Rabb tapi kekuasan. Atau bisa juga usaha pihak eksternal untuk menghancurkan dakwah. Seperti kisah pada masa khalifah Ali yang berusaha diadu domba dengan Aisyah pada masa itu. Wallahu’alambisshawwab…Allah memang yang membolak-balikkan hati manusia. Dan ketika dakwah semakin meluas, pasti akan menempuh ujian yang semakin banyak pula.
Politik dan dakwah???
Dakwah ini bukan lahir karena politik. Politiklah yang lahir karena dakwah. Politik bukan satu-satunya tujuan dakwah, bukan sama sekali. Hanya salah satu wajihah (media) untuk menyebarkan dakwah itu sendiri. Tidak terjunpun ke dunia politik, dakwah tidak akan pernah terhenti. Rasulullah telah mencontohkan semuanya. Dakwah Rasulullah sebagai satu-satunya panutan. Kita tahu ketika Rasul menerima wahyu dari Allah, orang pertama yang didakwahi adalah istrinya. Lalu berkembang ke orang-orang terdekat beliau. Sehingga dimulai lah proses tarbiyah itu sendiri pertama kali di rumah Darul Arqam. Dakwah dan tarbiyyah itu semakin berkembang dengan kesungguhan dan taddiyah, hingga pendukung panji Islam ini semakin banyak. Dengan bertambahnya kuantitas dan kualitas disertai pemahaman Islam yang kaaffah, maka barulah memasuki berbagai sektor kehidupan, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, termasuk politik pada masa itu. Dan itu sebuah keharusan karena Islam adalah SUMULIYYAH (agama yang lengkap dan sempurna yang meliputi seluruh kehidupan). Jika tidak berpolitik, bagaimana bisa Daulah (Negara) Islam mencapai kejayaan pada masa itu?? Bagaimana strategi Rasulullah dan para kulafaurrasyidin mendirikan daulah??
Tidak ada yang salah dengan politik. Politik bukan hal yang haram, bukan hal yang jahat dan kotor. Bukan politiknya yang salah tapi para pelakunya. Al-qur’an adalah pedoman dan Rasulullah adalah teladan. Mau membantah apa lagi kawan??? Bukan suatu dosa ketika berpolitik, orientasi (Allah) tadilah yang membedakan politik yang benar itu yang mana.
Jika anda mengaku orang-orang yang telah tarbiyah dan bertekad menjadi penerus risalah Rasulullah. Tak perlu lagi ada pertanyaan kenapa? Bagaimana? Dengan kondisi dakwah yang ada di Indonesia saat ini. Tak perlu adanya pernyataan KECEWA dan kehilangan tokoh yang selama ini dikagumi. Manusia memang tempatnya kekecewaan. Dan kita harus pahami, inilah sunnatullah dakwah. Semakin tinggi sebuah pohon, otomatis akan mendapat hembusan angin yang semakin kencang. Dengan adanya permasalahan ini, saatnya buktikan ketsiqohan satu sama lain dan konsep qiyadah wal jundiyah yang baik. Apapun yang terjadi jangan pernah mempengaruhi semangat tarbiyyah ikhwahfillah. Kedepankanlah sikap husnuzhan. Tetaplah bermain (berdakwah) di lini manapun berada. Jika masih sekolah, bermainlah disana. Mahasiswa, ya dikampus. Karyawan, ya dikantor. Di wajihah manapun, tetaplah sebar kebaikan-kebaikan itu. Walaupun bermain di lini masing-masing, pastinya kita masih berada dalam suatu kesatuan sistem dan manhaj. Ketika salah satunya rusak, harus saling membantu dan menguatkan. Selemah-lemahnya adalah dengan do’a. Karena kata Ali R.A, “kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir”. Dalam QS: Ash-Shaff: 4 : "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh."
Ikhwahfillah Indonesia sedang di uji. Kita para jundi Allah, ketika belum ada kapasitas dan berkafa’ah disana, dengan mengirimkan do’a terbaik untuk para qiyadah adalah salah satu bentuk soliditas dan eksistensi orang-orang yang telah tertarbiyah. Jangan terlalu mudah mempercayai keabsahan berita-berita yang disodorkan oleh media. Lihatlah dari berbagai sudut secara komprehensif, tetaplah bersama jama'ah dan senantiasa bertabayun. Dengan cinta Allah, pasti ada titik terang. Yang jelas permasalahan ini adalah teguran untuk menguji kapasitas dan eksistensi dakwah. Pada masa khalifah baik Abu bakar.RA hingga Ali R.A juga tidak bisa terhindar dari konflik, baik eksternal maupun internal. Apalagi kita yang berabad jaraknya dengan Rasulullah sang suri teladan.
Dibelahan bumi sana, mereka juga berjuang menegakkan kebenaran. Ikhwahfillah dan rakyat Mesir telah membuktikannya. Libya juga sedang hancur dan berjuang sekuat tenaga meruntuhkan tirani sang otoriter Khadafy. Allahuakbar !!!!
Naah...kalo mo banyak faham. Rekomendasi, baca buku:
"Menuju jama'atul muslimin"
"Pemikiran politik dalam Al-Qur'an": DR. Tijani Abdul Qadir Hamid
Politic.. Politic is dirty.. Stay away from that.
BalasHapusNasihat yang kucamkan selalu.
hhmmmmph... =). Keep LEARN until we find how d'right way. Actually, we can't stay away from that b'coz it's part of life.
BalasHapusSo, menurut saya tidak dihindari tapi bagaimana menyelaraskan/mengharmonisasikan semua sisi dan bagian yang bersentuhan dlm kehidupan dg baik b'landaskan pedoman yang sudah ada.
Selama kita tidak memahami (atau setidaknya "berusaha" untuk memahami) sesuatu secara komprehensif, maka pengetahuan kita akan selalu terkotak-kotak. Belajar memandang, memahami n menjalani kehidupan secara utuh bukan parsial. Then, we always try to be wise. =).