Selamat Hari Kartini untuk Indonesia...
Semoga kita terutama saya sebagai bagian dari wanita Indonesia mampu memahami makna perjuangan yang dibawa oleh 'sang pencerah' kaum wanita Indonesia pada masa itu. R.A Kartini.
Dari beberapa literatur yang saya baca, patut digaris bawahi kalau Emansipasi jangan pernah disamakan maknanya dengan Feminisme. Sekali lagi Emansipasi bukan Feminisme.
Feminisme yang diagung-agungkan bangsa barat dan juga memiliki beragam aliran feminisme mulai dari radikal, marxis, anarkis, sosialis dan lain sebagainya. Pada hakikatnya, mereka menuntut segala hal tentang kehidupan ini jangan pernah dibatasi oleh gender. Kesetaraan hak dan kesetaraan gender. Intinya itu saja, baik mereka menganut aliran apapun.
Sedangkan Kartini, beliau bukan bagian dari mereka. Jargon emansipasi yang diusung, bernilai sangat jauh lebih bijak dan tidak mengeluarkan kita dari kodrat/fitrah sebagai wanita. Awalnya, Kartini menuntut kesetaraan pendidikan, hal ini dilandasi karena setiap wanita akan menjadi seorang Ibu. Menjadi Ibu bukan hanya sekedar melahirkan dan membesarkan putra-putri mereka, tapi mendidik dan hal ini perlu ilmu.
“Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan
hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam
tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.
[Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902]
Kartini kala itu mengagumi wanita barat yang tampak lebih maju. Ketika Kartini menuntut ilmu di Eropa, ternyata kekaguman nya terhadap wanita barat selama ini keliru. Ada hal yang hilang dibalik kemajuan mereka. Sehingga Kartini mendalami kitab sucinya yang mulia (Al-Qur'an) semasa sekolah di Eropa. Dengan berlandaskan itu dan mengkolaborasikan dengan ilmu yang beliau dapat disana lahirlah pemikiran yang cemerlang. Tulisan-tulisan yang sampai saat ini maknanya tidak pernah pudar. Habis Gelap Terbitlah Terang. Yappsss... yang terinspirasi dari ayat Al-Qur'an (Minaz-zhulumati ilan-nuur..)
Sekarang kita telah mencicipi manisnya perjuangan beliau. Kita bisa lihat wanita-wanita Inspiratif Indonesia masa kini. Yang berprestasi dan berharga diri. Mari kita banyak belajar dari mereka. Sebut saja Sri Mulyani, Meutia Hatta, Asma Nadia, Khofifah, Mira Lesmana, masih sangat banyak contoh-contoh lainnya.
Hmm...walaupun, kita tidak bisa pungkiri masih ada dan mungkin masih banyak di negeri ini kejahatan dan perampasan hak wanita dalam beberapa hal. Sebenarnya, kita disuruh kembali berkaca dan belajar mengevaluasi mengapa hal itu masih terjadi. Benar sabda Rasulullah: "sesungguhnya fitnah terbesar adalah wanita". Nah..bagaimana kita berusaha untuk tidak menjadi fitnah. Coba kita lihat kenyataan nya: wanita masih diekspose dimana-mana, anugerah keindahan fisik dari Tuhan masih di obral secara murah. Dan masih banyak hal-hal lain yang sebenarnya kita sendiri sebagai wanita yang menghancurkan harga diri dan derajat kita yang terhormat. Mari menempa diri untuk bermetamorfosa menjadi wanita yang tangguh dan cerdas. Tangguh bukan dalam hal adu otot. Tangguh menaklukan kehidupan. Cerdas dalam bertindak. Menjadi yang berguna bagi masyarakat, menjadi anak yang berbakti, menjadi sosok Ibu yang penuh kasih sayang dan menjadi sosok dibalik hebatnya seorang laki-laki. Seperti Khadijah dibalik mulianya Rasulullah, seperti Ainun dibalik Habibie, seperti Ibu kita dibelakang bapak kita.
Kita bangsa timur yang sangat dikenal berbudi pekerti luhur. Jika semua itu dikombinasikan dengan keagungan yang di ajarkan Al-Qur'an. Negeri yang madani itu bukan hanya mimpi. Bangsa yang terhormat bukan hanya khayalan. Karena kokoh dan terhormatnya sebuah negeri lihatlah dari kaum wanita di negeri itu seperti apa. Perjuangan Kartini masih belum berakhir dan tidak akan pernah berakhir. Esafet itu masih akan diperjuangkan oleh orang-orang yang memiliki satu visi dan misi dengan mu.
referensi: wikipedia, antara, milist Isnet dan para blogger.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar