A : " Dek, terakhir ngaji (red: baca Al-qur'an) kapan???"
B : " Hmmm...Waktu msh SMP mbak.."
A : " Whatttt???? "
B : " Iya mbak.. Soalnya sibuk banget, banyak les ini itu. Jadi ga sempat ngaji..."
Sedikit kutipan pembicaraan ringan ketika terlibat dalam sebuah forum kecil dengan mahasiswa baru...
Sangat miris rasanya ketika mendengar alasan seperti itu dan menghadapi kenyataan seperti ini. Dimana fungsi orangtua yang senantiasa mendidik anak-anaknya??? Apakah mendidik itu hanya diajarkan untuk mencapai cita-cita dunia setinggi-tingginya??? Wallahu'alam....
Itu mungkin hanya satu contoh, dan saya yakin masih buaaanyaaakkk korban-korban kesibukan dunia lainnya. Begitu sengitnya persaingan menuntut ilmu, begitu sibuknya kerja-kerja untuk pemenuhan kebutuhan hidup, dan begitu banyak alasan-alasan lain...
Adakah batas untuk seseorang berkata 'sudah cukup' setelah mencapai tingkatan tertentu dalam melaksanakan ajaran agama???
Adakah batas seseorang berkata 'puas' dengan kondisi iman dan pengetahuan agama yang dimiliki sekarang???
Mengapa seseorang tidak pernah puas untuk meraih kekayaan harta dan tahta???
Mengapa seseorang tidak akan bahagia jika tidak menjalani hidup sesuai tuntunan agama?
Buku itu bernama Al-Qur'an. Buku wajib orang yang mengaku Islam dan beriman pada Allah. Sebagai pedoman dan petunjuk hidup. Kenyataannya??????
Al-qur'an itu sekarang hanya pajangan dalam lemari hingga berdebu, dibaca ketika ada yang meninggal dunia dan diletakkan di dekat kepala ketika terkapar sakit. Sesungguhnya ia adalah Kalam Allah yang penuh dengan mukjizat, yang senantiasa terpelihara, baik dalam hati maupun dalam bentuk tulisan. Allah SWT sendirilah yang menjamin hal itu. Allah berfirman,
“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur’an dan Kami sendiri yang akan menjaganya.” (Al-Hijr: 9).
“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur’an dan Kami sendiri yang akan menjaganya.” (Al-Hijr: 9).
Bagaimana bisa kita untuk memahami dan mengamalkan, jika tahap-tahap sebelumnya tidak kita lakukan. Membacanya, menghafalnya dan mentadaburrinya.. Untuk membacanya saja kita merasa tidak punya waktu. Padahal setiap 1 huruf saja dikalikan dengan 10 kebaikan (pahala). Semoga Allah mengikat lebih erat hati-hati hambanya yang telah mencintai Al-Qur'an dan senantiasa membukakan pintu selebar-lebarnya untuk yang belum menerima cahaya Al-Qur'an. Amin...
Ingat potongan kisah salah satu tokoh yang dipaparkan dalam buku N5M. Dia bercita-cita menjadi hafidz qur'an untuk mempersembahkan jubah surgawi pada kedua orang tuanya yang sudah meninggal dunia. Disana dikisahkan perjuangan dan pengorbanannya untuk menjadi seorang hafidz. Cita-cita mulia untuk mempersembahkan bakti terindah pada orangtuanya. Menurut riwayat, seorang anak yang hafal Al-Qur'an akan menyelamatkan kedua orang tua mereka dari jilatan api neraka. Subhanallah....Jadikan ini sebuah inspirasi dan motivasi buat kita.
Kebenaran hanya datang dari Allah... Wassalam.. :)
Saya yakin anak itu berbohong (atau lupa), karena setahu saya, di SMA ada ujian membaca Al Quran dan hafalan surah surah pendek sebagai ujian akhir mata pelajaran agama Islam (bila dia muslim)
BalasHapusHmmm...Wallahu'alam kalo dia bohong atau lupa. Sebenarnya percakapan itu lahir karena ada beberapa kronologis sebelumnya yang tidak saya ceritakan diatas:). Exactly, setelah membacanya (Al-quran. red). So,bukti konkrit n real. Ya,,muslim lah..
BalasHapusMasih banyak lho yang tidak bisa membaca Al Qur'an di luar sana. Dan celakanya, banyak juga yang bisa dan lancar membaca, tapi Al Qur'an tersebut hanya menjadi hiasan di rak buku, dibawa di tas tapi tidak dibaca,ditaruh di meja belajar hingga tertutup buku buku yang lain dan mungkin juga hingga berdebu karena tak pernah disentuh..
BalasHapusthat,s right dizaman sekarang kebanyakan org menganggap bacaan terbaiknya adalah novel,komik,dsb,,,,padahal dia tak pernah tau bahwasannya bacaan terbaik itu adalah Al-Qur'an...smoga Allah senantiasa membuka hati kita untuk slalu membaca Al-Qur'an...amien
BalasHapusPuji syukur kehadirat Allah SWT... semoga blog ini semakin b'kembang,agar senantiasa lebih banyak yang menerima informasi yang sangat kuat dalam mengingatkan sesama,, hanya hati yang baiklah yang mampu memberikan kebaikan kepada sesama... keep writing (^-^)..
BalasHapusTerimakasih atas komentar2nya... Apa yg pernah qt tulis atau ucapkan, sejatinya adalah rambu-rambu utk diri sendiri. Agar qt tidak melenceng dri apa yg prnh qt smpaikan ke org lain. Smg Allah mnjaga kesinkronan antara hati dan ucapan (baik lisan maupun tulisan) :)
BalasHapus