Setiap mendekati atau setelah melewati musim ujian, sebenarnya terisnpirasi untuk menulis tema yang satu ini. Namun, karena begitu memikirkan konsep dan kalimat-kalimat yang tajam akhirnya konsep-konsep yang sudah disimpan tak urung juga di posting… Hee =)
Hubungan antara ujian, kecurangan dan dosa. Satu pertanyaan, nyontek itu dosa kah?? Wallahu’alam.. Coba tanya hati kita masing-masing!!!!
Ada sebuah hadits yang mengatakan: “Barangsiapa mencurangi kami maka bukan dari golongan kami” Lagi pula, hal itu mengandung madharat bagi umat, sebab jika para pelajar telah terbiasa berbuat curang, maka standard keilmuan mereka lemah, shingga secara umum umat ini tidak mapan peradabannya dan membutuhkan orang lain, dan tentunya dengan begitu kehidupan umat ini menjadi kehidupan yang sulit.(almanhaj.or.id)
Curang pada dasarnya hilangnya kejujuran dan ketulusan seseorang demi mencapai kelebihan kebutuhan materiil atau demi tercapainya kebutuhan-kebutuhan jangka pendek. Maka tak heran apabila Allah mengingatkan dengan kata-kata wailun (celakalah)
وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang
Saya juga tidak suci dari perilaku ini. Pada masa-masa itu, juga pernah melakukan hal “bodoh” ini walaupun tidak akut. Mahalnya harga kejujuran plus krisis kepercayaan diri membuat penyakit ini semakin mengganas. Hingga ke perguruan tinggi ternama juga masih ada budaya nyontek, yang sebelumnya disini saya fikir tak lagi menemukan nya. Ternyata sama saja. Jadi, kesimpulan nya sudah berakar ke seantero negeri yang kita cintai ini. Seperti kata teman saya “ kalo ga nyontek itu artinya ga bangga sama Indonesia”. Hahaha. Parahhh…
Yang lagi tren sekarang adalah “perjokian”. Hmm…sepertinya Indonesia punya segala macam joki, mulai dari joki TOEFL, joki tes CPNS, joki SPMB, hingga joki Penjara juga ada. Hahaha.. Alangkah lucunya negeri ini, punya profesi yang namanya “joki”. Kecuali joki kuda, itu masih halal.. hihi=). Dosen saya sendiri pernah berbagi cerita kalau beliau dulu sewaktu menjadi mahasiswa pernah menjadi joki spmb (di kota M**** di Sumatera). Menjadi joki anak-anak orang kaya, beliau menceritakan begitu apiknya strategi yang dilakukan. Ahhh…mantap sekali rupanya, seperti cerita di film-film saja, tapi ini nyata kawan!!
Sedangkan problematika di kampus saya adalah tes TOEFL dengan nilai sekian untuk syarat kelulusan. Ini juga sudah menjadi polemik tersendiri hingga menimbulkan spekulasi-spekulasi bahwa lembaga/UPT yang berwenang seperti meraup keuntungan saja dan segala macam tuduhan lainnya. Wallau’alambisshawab…., saya juga tidak terlalu mengerti masalahnya seperti apa. Tapi, dalam pandangan saya tidak perlu menyalahkan lembaga tersebut karena kita memang dituntut untuk belajar (hehe..teman-teman akan membenci saya dengan statement ini ^.^v). Hasil survey dari beberapa teman pun, ternyata mereka bisa langsung lulus dengan nilai yang memuaskan hanya dengan satu kali tes. Dan saya sendiri Alhamdulillah (idem), setelah belajar TOEFL selama 1 bulan full ketika liburan. Naaah,,,terbukti kan kalau sebenarnya kita dituntut untuk belajar =). Pastinya juga tak luput dari campur tangan Tuhan atas rezekiNYA. Manusia suka sekali mencari kesalahan diluar dirinya ketika tidak mampu memenuhi apa yang dibutuhkan. Hingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan selembar kertas yang bernama sertifikat.
Terima kasih buat mentor saya ketika mentoring sewaktu masih maba mengajarkan dan memahamkan saya hingga bisa menghapus budaya curang ini dari kamus kehidupan saya. Ketika ujian mentoring, kita satu kelompok dibiarkan (ditinggal pergi) di ruangan itu, otomatis bebas bisa ngapain aja. Naah,, ternyata ketika selesai, beliau menginstruksikan periksa sendiri jawabannya dan garis bawahi jawaban mana saja yang hasil contekan. Waaahh,, mantap banget. Saatnya kembali membangun kejujuran sebagai pilar terkokoh dalam melakukan apapun.
Sebenarnya ketika melakukan kecurangan kita bisa melihat dari sudut pandang agama (Islam.red) bahwa Allah Maha Melihat dan Dia mengirimkan 2 malaikat di sisi kiri dan kanan kita. Pandangan manusia memang sangat-sangat bisa dikelabui tapi tidak akan pernah luput dari pandangan-NYA. Naaaah,, dalam hidup ini apa yang sebenarnya ingin dicapai selain ridho dari Allah?? Nilai-nilai di atas kertas itu tidak ada artinya ketika Dia tidak meridhoi. Kalau kita hanya ingin menjadi terbaik di mata manusia, apapun bisa dilakukan karena pandangan manusia terbatas. Tidakkah ingin menjadi baik juga dihadapan NYA??? Yakinlah, ketika sesuatu dicapai dengan jerih payah sendiri walaupun hasilnya sama sekali tidak istimewa, ada hembusan ketenangan yang membisikkan hati dan ada kepuasan yang menjelma jadi rasa syukur. Karena apa yang kita dapatkan itu, sepenuhnya adalah hak kita dan tidak ada hak orang lain yang kita rampas.
Walaupun kita belum menjadi siapa-siapa di negeri ini, tetaplah bertekad untuk merubah tradisi yang membuat negeri ini carut marut. Bisa saja bangsa ini selalu ditimpa bencana (celaka), yaa.. karena kecurangan di mana-mana. Entah itu pemilu, hukum, pendidikan, bla..bla..bla..saking banyak nya ga bisa disebutin. Perubahan kecil akan menuntun ke perubahan besar. Jangan NATO (No Action Talk Only)... Dan sebarkan lah kebaikan-kebaikan di sekitar anda.. ^.^v..... Fastabiqul khairat....